Færðu inn athugasemd

SHALATLAH DENGAN TERTIB, DAN JANGAN MENDAHULUI IMAM KETIKA SHALAT BERJAMAAH.

Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَمَا يَخْشَى أَحَدُكُمْ – أَوْ:
لاَ يَخْشَى أَحَدُكُمْ – إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ قَبْلَ الإِمَامِ، أَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ رَأْسَهُ رَأْسَ حِمَارٍ، أَوْ يَجْعَلَ اللَّهُ صُورَتَهُ صُورَةَ حِمَارٍ
Tidakkah salah seorang dari kalian takut, atau apakah salah seorang dari kalian tidak takut, jika dia mengangkat kepalanya sebelum imam, Allah akan menjadikan kepalanya seperti kepala keledai, atau Allah akan menjadi kan rupanya seperti bentuk keledai?” (HR. Bukhari no. 691 dan Muslim no. 427)
Beberapa Pelajaran yang terdapat dalam Hadits ini.

  1. Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    أَمَا يَخْشَى أَحَدُكُمْ – أَوْ:
    لاَ يَخْشَى أَحَدُكُمْ – إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ قَبْلَ الإِمَامِ، أَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ رَأْسَهُ رَأْسَ حِمَارٍ، أَوْ يَجْعَلَ اللَّهُ صُورَتَهُ صُورَةَ حِمَارٍ
    Tidakkah salah seorang dari kalian takut, atau apakah salah seorang dari kalian tidak takut, jika dia mengangkat kepalanya sebelum imam, Allah akan menjadikan kepalanya seperti kepala keledai, atau Allah akan menjadikan rupanya seperti bentuk keledai?” (HR. Bukhari no. 691 dan Muslim no. 427)
  2. Hukuman ini karena dia telah berbuat jelek (melaku kan pelanggaran) dalam shalat, yaitu mendahului imam dengan sengaja. Seandainya dia shalat dalam rangka mengharap pahala, namun tidak takut dengan hukuman ini, maka Allah Ta’ala akan mengubah kepalanya seperti kepala keledai.
  3. Dari sahabat Al-Barra’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
    كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، لَمْ يَحْنِ أَحَدٌ مِنَّا ظَهْرَهُ، حَتَّى يَقَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاجِدًا، ثُمَّ نَقَعُ سُجُودًا بَعْدَه
    Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH”, tidak ada seorang pun dari kami yang membungkuk kan punggungnya sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam benar-benar (meletakkan kepala nya) bersimpuh dalam sujud, barulah setelah itu kami bersujud.” (HR. Bukhari no. 690 dan Muslim no. 474).
    Dulu, sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka menunggu di belakang Nabi yang bertindak sebagai imam, dalam kondisi mereka tetap berdiri (i’tidal). Sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membungkuk kan badan dan bertakbir, kemudian meletakkan dahinya di lantai (sudah benar- benar dalam posisi sujud), barulah mereka mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk turun sujud.
  4. Terdapat riwayat dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
    لا وحدك صليت، ولا بإمامك اقتديت
    Engkau tidak shalat sendirian, dan tidak pula menjadikan seseorang sebagai imam yang diikuti.”
    Orang yang dinilai tidak shalat sendirian dan juga tidak shalat berjamaah, berarti shalatnya tidak sah.
    Juga terdapat riwayat dari sahabat Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau melihat seseorang yang mendahului imam dengan sengaja, kemudian berkata kepadanya,
    لا صليت وحدك، ولا صليت مع الإمام، ثم ضربه، وأمره أن يعيد الصلاة
    Engkau tidak shalat sendirian, tidak pula shalat bersama imam. Kemudian Ibnu ‘Umar memukulnya dan memerintahkannya untuk mengulang shalat.” Seandainya shalat orang itu sah, tentu sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu tidak memerintah kannya untuk mengulang shalat. Dari Hiththan bin ‘Abdullah bin Ar-Raqasyi dia berkata, “Saya shalat bersama Abu Musa Al-Asy’ari dengan sebuah shalat. Pada waktu duduk (tahiyat), seorang laki-laki dari kaum tersebut berkata, “Shalat diidentikkan dengan kebaikan dan mengeluarkan zakat.”
    Ketika Abu Musa selesai melaksanakan shalat dan salam, dia berpaling seraya berkata, “Siapakah di antara kalian yang mengucapkan kalimat demikian dan demikian?” Perawi berkata, “Lalu mereka diam kemudian dia bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang mengucap kan kalimat demikian dan demikian?” Mereka pun tetap diam. Lalu dia bertanya lagi, “Boleh jadi kamu wahai Hiththan, yang telah mengucapkannya?”
    Hiththan menjawab, “Aku tidak mengata kannya. Dan aku khawatir kamu menghardikku dengannya.” Lalu seorang laki-laki dari kaum tersebut berkata, “Akulah yang mengatakannya dan tidaklah aku bermaksud mengata kannya melainkan suatu kebaikan.”
    Lalu Abu Musa Al-Asy’ari berkata, “Tidakkah kalian mengetahui bagaimana kalian (seharusnya) mengucapkan (zikir) dalam shalat kalian?
  5. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi khutbah kepada kita, lalu menjelaskan kepada kita sunnah- sunnahnya, dan mengajarkan kepada kita tentang shalat kita. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    إِذَا صَلَّيْتُمْ فَأَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ ثُمَّ لْيَؤُمَّكُمْ أَحَدُكُمْ، فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا، وَإِذْ قَالَ {غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 7] ، فَقُولُوا: آمِينَ، يُجِبْكُمُ اللهُ فَإِذَا كَبَّرَ وَرَكَعَ فَكَبِّرُوا وَارْكَعُوا، فَإِنَّ الْإِمَامَ يَرْكَعُ قَبْلَكُمْ، وَيَرْفَعُ قَبْلَكُمْ
    Apabila kalian shalat, luruskanlah shaf-shaf kalian, kemudian hendaklah salah seorang dari kalian mengimami kalian. Apabila dia bertakbir, maka bertakbirlah kalian. Dan apabila dia mengucapkan, “Ghairil maghdhubi ‘alaihim wala adh-dhallin (Bukan jalan orang yang dimurkai dan tidak pula jalan orang yang sesat)”, maka katakanlah, “Amin.” Niscaya Allah mencintai kalian. Apabila dia bertakbir dan rukuk, maka bertakbir dan rukuklah kalian, karena imam harus rukuk sebelum kalian dan mengangkat (kepala) dari rukuk sebelum kalian.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    فَتِلْكَ بِتِلْكَ وَإِذَا قَالَ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ. فَقُولُوا: اللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ يَسْمَعُ اللهُ لَكُمْ، فَإِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، قَالَ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ وَإِذَا كَبَّرَ وَسَجَدَ فَكَبِّرُوا وَاسْجُدُوا فَإِنَّ الْإِمَامَ يَسْجُدُ قَبْلَكُمْ وَيَرْفَعُ قَبْلَكُمْ
    Lalu gerakan demikian diikuti dengan gerakan demikian. Apabila dia berkata, “Sami’allahu liman hamidah (Semoga Allah mendengar kepada orang yang memujinya)”, maka katakanlah, ‘Allahumma Rabbana laka al-hamdu’ (Ya Allah, Rabb kami, segala puji untuk-Mu), niscaya Allah akan mendengar kan kalian. Karena Allah berkata melalui lisan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sami’allahu liman hamidah.” Dan apabila imam bertakbir dan sujud, maka bertakbir dan sujudlah kalian, karena imam sujud sebelum kalian, dan bangkit sebelum kalian.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi,
    فَتِلْكَ بِتِلْكَ، وَإِذَا كَانَ عِنْدَ الْقَعْدَةِ فَلْيَكُنْ مِنْ أَوَّلِ قَوْلِ أَحَدِكُمْ: التَّحِيَّاتُ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
    Lalu gerakan tersebut diikuti dengan gerakan tersebut. Dan apabila sedang duduk tahiyat, maka hendak lah doa pertama kalian adalah, “At-tahiyyatut-thayyibaatus-shalawaatu lillahi … (sampai akhir doa tasyahhud).” (HR. Muslim no. 404)
  6. Banyak orang awam salah dan keliru dalam memahami hadits ini. Sesaat ketika imam mulai bertakbir, mereka pun langsung ikut takbir, dan ini adalah suatu kesalahan. Tidak sepatut nya makmum bertakbir, sampai dia menunggu imam betul-betul selesai bertakbir dan diam. Inilah yang dimaksud dengan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
    فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا
    “Apabila dia (imam) bertakbir, maka bertakbirlah kalian.”
    Imam itu tidak dikatakan bertakbir sampai mengatakan, “Allahu akbar.” Seandainya imam baru mengatakan, “Allah”, kemudian diam, itu belum dikatakan bertakbir, sampai imam mengatakan, “Allahu akbar.” Makmum baru bertakbir setelah imam mengatakan, “Allahu akbar.”
    Ketika mereka takbir berbarengan dengan imam, mereka pun salah dan meninggal kan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seandanya Engkau mengatakan,
    إذا صلى فلان فكلمه
    “Jika fulan (selesai) shalat, bicaralah dengannya.”Maksud nya, Engkau harus menunggunya ketika shalat, dan jika dia selesai shalat, Engkau baru bisa bicara dengannya. Bukanlah maknanya, “Engkau berbicara dengannya ketika dia sedang shalat.” Demikian pula makna sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
    فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا
    “Apabila dia (imam) bertakbir, maka bertakbirlah kalian.”
  7. Terkadang, imam bertakbir agak lama karena ketidaktahuan nya. Sedangkan makmum di belakang nya bertakbir secara singkat, sehingga dia (makmum) sudah selesai takbir, sebelum imam selesai takbir. Siapa saja yang bertakbir sebelum imam takbir, shalatnya tidak sah. Karena dia memulai shalat sebelum imam memulai shalat, dan bertakbir sebelum imam. Maka tidak sah shalatnya. Ketahuilah bahwa mayoritas manusia pada hari ini, tidak sah salatnya karena mereka mendahului imam dengan sengaja, baik ketika rukuk dan sujud, baik ketika mengangkat ataupun membungkuk kan badan. Seandainya aku shalat di seratus masjid, aku tidak melihat satu pun orang yang shalat di masjid itu mendirikan shalat sebagaimana contoh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, semoga Allah Ta’ala merahmati mereka semuanya. Maka bertakwalah kepada Allah Ta’ala, dan lihatlah shalat kalian dan shalat orang- orang yang shalat bersama kalian.
    Wallahu A’lam.
  8. Tema Hadits yang Berkaitan dengan Al-Qur’an. Allah azza wa jalla berfirman,
    وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَارْكَعُواْ مَعَ الرَّاكِعِين
    Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk”. (QS. Al-Baqarah – 43).
  9. Allah juga berfirman,
    وَإِذَا كُنتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلاَةَ فَلْتَقُمْ طَآئِفَةٌ مِّنْهُم مَّعَكَ وَلْيَأْخُذُواْ أَسْلِحَتَهُم
    Dan apabila kamu berada di tengah- tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendiri kan shalat bersama- sama mereka, maka hendaklah segolong an dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata” (QS. An-Nisa : 102).
  10. Demikian, Semoga Bermanfaat. Aamiin. Aqulu qauli hadza, wa astaghfirullaha al Adzim li wa lakum.
    ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ
    Subhanaka Allahuma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik … „Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melain kan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada- Mu”.
  11. Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    ﺑَﻠِّﻐُﻮﺍ ﻋَﻨِّﻰ ﻭَﻟَﻮْ ﺁﻳَﺔً
    “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”.(HR.Bukhari).
    Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    ﻣَﻦْ ﺩَﻋَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﻫُﺪًﻯ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﻣِﻦَ ﺍْﻷَﺟْﺮِ ﻣِﺜْﻞُ ﺃُﺟُﻮْﺭِ ﻣَﻦْ ﺗَﺒِﻌَﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻘُﺺُ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﻦْ ﺃُﺟُﻮْﺭِﻫِﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ، ﻭَﻣَﻦْ ﺩَﻋَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺿَﻠَﺎﻟَﺔٍ ، ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺈِﺛْﻢِ ﻣِﺜْﻞُ ﺁﺛَﺎﻡِ ﻣَﻦْ ﺗَﺒِﻌَﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻘُﺺُ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﻦْ ﺁﺛَﺎﻣِﻬِﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ
    Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa- dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.(HR.Muslim).
  12. Dakwah di jalan Allâh Azza wa Jalla merupakan amal yang sangat mulia, ketaatan yang besar dan ibadah yang tinggi kedudukannya di sisi Allâh Subhanahu wa Ta’ala.
    Allâh Azza wa Jalla berfirman:
    ﻭَﻟْﺘَﻜُﻦْ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺃُﻣَّﺔٌ ﻳَﺪْﻋُﻮﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﻳَﺄْﻣُﺮُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﻭَﻳَﻨْﻬَﻮْﻥَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِۚ ﻭَﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ
    Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS.Ali-Imran [3] :104).
  13. Ada 11 BERITA GEMBIRA UNTUK KAKI MENUJU SURAU ATAU BERJALAN KE MASJID.“ ✓ • Kalau kakimu tidak membawamu ke masjid, bagaimana ia akan membawamu ke syurga!“. Beruntunglah orang yang digelar kakinya menuju masjid. Sekurang²-nya mereka mendapat ganjaran berikut; ✓1• Rasulullah berpesan : „Jika kamu melihat seseorang yang sentiasa ke masjid, maka persaksikanlah dia orang beriman. Allah berfirman : „Sesungguh nya orang yang memeriahkan masjid² Allah hanya lah orang yang beriman dengan Allah dan hari akhirat.“ (Al-Tawbah 9: 18) … ( Riwayat Ibnu Majah )
  14. Rasulullah bersabda : „Sesiapa yang pergi ke masjid jemaah, pada satu langkah dihapuskan dosa, pada langkah lain dicatatkan pahala, baik semasa pergi atau balik.“ ( Riwayat Ahmad, Ibnu Majah ).
  15. Rasulullah bersabda : „Tiada seorang Muslim pun yang sentiasa menghadirkan dirinya ke masjid² untuk shalat dan zikir melainkan Allah gembira menyambut nya sebagaimana ahli keluarga yang bergembira menyambut saudara nya yang sudah lama menghilang.“ (Riwayat Ibnu Majah).
  16. Rasulullah bersabda : „Ada tiga golongan semuanya dijamin Allah; ketika hidup dia diberikan rezeki dan kecukupan, apabila mati dia masuk syurga:
    1. Sesiapa yang masuk ke rumahnya dengan memberi salam, maka dia dijamin Allah.
    2. Sesiapa yang keluar rumah untuk ke masjid, maka dia dijamin Allah.
    3. Sesiapa yang keluar demi untuk berjuang di jalan Allah, maka dia dijamin Allah. (Riwayat al-Bukhari dalam Adab al-Mufrad).
      ✓• Rasulullah bersabda : „Tidak berkumpul suatu kaum di mana² rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan mengkajinya sesama mereka, melainkan diturunkan kepada mereka ketenangan, diliputi rahmat dan malaikat meneduhi mereka dan Allah me-nyebut² mereka di depan malaikat².“ (Riwayat Muslim).
      ✓• Rasulullah bersabda : „Ada tujuh golongan yang akan dinaungkan Allah dengan naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya …. seseorang yang hatinya terpaut pada masjid².“ (Riwayat al-Bukhari). Dalam riwayat Malik: „Seseorang yang hatinya terpaut pada masjid sehingga dia kembali kesitu semula.“
      ✓• Rasulullah bersabda : „Berilah khabar gembira kepada orang yang selalu berjalan kaki dalam kegelapan malam demi menuju ke masjid bahwa untuknya cahaya sempurna pada hari kiamat.“ (Riwayat al-Tirmizi).
      ✓• Rasulullah bersabda : „Sesiapa yang shalat berjemaah sempat dengan takbir pertama selama 40 hari karena Allah, dicatatkan untuknya dua pelepasan; pelepasan daripada neraka dan pelepasan daripada sifat munafik.“ (Riwayat al-Tirmizi).
      ✓• Rasulullah bersabda : „Masjid rumah setiap orang bertakwa. Allahtelah jamin sesiapa yang menjadikan masjid ibarat rumahnya dengan keluasan, kerehatan dan kemudahan melepasi sirat menuju keridhaan Allah.“ (Riwayat al-Baihaqi).
      ✓• Rasulullah bersabda : „Sesiapa yang berpergian pada waktu awal pagi atau petang menuju ke masjid, Allah.akan menyediakan baginya tempat atau hidangan di dalam syurga setiap kali dia pergi ke masjid pada awal pagi dan petang.“ (Riwayat Ahmad).
      ✓• Allah berfirman:
      „Demikian lah, dan sesiapa yang mengagungkan syiar² Allah maka karena hal itu satu kesan ketakwaan hati.“ (Al-Hajj 22: 32).
      Dan Allah juga berfirman: „Sesungguh nya orang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling bertakwa.“ (Al-Hujurat 49: 13).
      ✓• Ya Allah, bantu lah kami untuk mengingati-Mu, bersyukur kepada-Mu dan melakukan ibadah yang terbaik untuk-Mu.“ (Riwayat Abu Dawud).

Catatan : Dinukil dari berbagai Sumber Yang In Syaa Allah amanah, dengan sedikit perubahan (terjemah bebas) sesuai dengan Pemahaman Shalafus Shalih (Alhus Sunnah Wal Jamaah).
Semoga bermanfaat bagi Ummat…
Selamat beraktifitas…
Baarakallahufiikum…

Wassalaam
Buya Hma Majo Kayo
Masoed Abidin ZAbidin Jabbar
Masoed Abidin Jabbar
Buya MAbidin Jabbar
Masoed Abidin Za Jabbar

Færðu inn athugasemd