Færðu inn athugasemd

JANGAN SOMBONG DAN ANGKUH TERHADAP KEKUASAAN ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA

JANGANLAH ANGKUH SERTA MERENDAHKAN MANUSIA LAINNYA.

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً
قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“ TIDAK AKAN MASUK SURGA ORANG YANG DI DALAM HATINYA ADA KESOMBONGAN SEBERAT BIJI SAWI.“
Seorang laki-laki bertanya … “Ada seseorang suka bajunya bagus dan sandalnya bagus (apakah termasuk kesombongan?)“.
Beliau menjawab …
“SESUNGGUHNYA ALLAH MAHA INDAH dan MENYUKAI KEINDAHAN. KESOMBONGAN ADALAH MENOLAK KEBENARAN dan MERENDAHKAN MANUSIA …” (HR. Muslim, 2749).
KITA MENDAPATKAN PELAJARAN BESAR.

  1. Menolak kebenaran, yaitu menjauh dan mengingkarinya dengan menganggap dirinya tidak memerlu kan nasehat, merasa cukup dan merasa benar sendiri.
    Perilaku yang nampak dia menyatakan batil terhadap perkara yang telah Allah Azza wa Jalla tetapkan sebagai kebenaran.
  2. Sebagai Muslim jangan meniru tabiat orang-orang Yahudi.
    Mereka mengetahui kebenaran, namun tidak mengikutinya.
    Allah Azza wa Jalla berfirman tentang orang-orang Yahudi Madinah yang enggan beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
    وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ ۚ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ
    „Dan setelah datang kepada mereka al-Qur`ân dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.“ (Q.2, al-Baqarah/2:89).
  3. ‘Ashabiyah (fanatisme kelompok/suku) sebagai sikap yang menyebabkan Orang akan jauh dari kebenaran dan menjadi orang congkak dan angkuh.
    Orang Yahudi dahulu mengetahui kebenaran sebelum munculnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbicara dengan kebenaran dan mendakwahkan nya. Namun, setelah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada mereka, beliau berbicara dengan kebenaran. Karena beliau bukan dari kelompok yang mereka sukai, maka mereka pun tidak tunduk kepada beliau, dan mereka tidak menerima kebenaran kecuali dari kelompok mereka. Inilah di antara sifat-sifat buruk orang-orang Yahudi. Mereka tidak mau menerima kebenaran kecuali dari kelompoknya.
  4. Watak buruk Yahudi akan menurun kepada siapa saja ketika sikapnya menolak kebenaran yang datang dari Allah Subhanahu wata’ala dan Rasulnya. Mereka menolak kebenaran karena datang bukan dari madzhab, organisasi, tempat mengaji, kebiasaan masyarakatnya. Pada hal standar sesuatu tersebut dianggap benar bila berdasar kepada firman Allah Subhanahu wata’ala dan atau berdasar kepada sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
    اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا.
    “Yaa Allah, sesungguh nya kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amal yang diterima“.
    Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin.
    Semoga Allah selalu beri kekuatan dan perlindungan bagi saudara kami yang sedang berjuang di jalan-Mu ya Allah
    . آمين… يَآرَبْ آلٌعَآلَمِِيِنْ
  5. BAYAN HIDAYAH IMAN ADALAH YAKIN.
    SEMATA ALLAH PEMILIK ASMA’ UL-HUSNA.
    Perkara yang paling penting bagi manusia hidup di dunia yang sementara dan di akherat yang selama- lamanya adalah perkara IMAN.
    Apa itu Iman…?
    Iman adalah meyakini perkara-perkara Ghaibiyah/yang tidak tampak dan menafikan atau meniadakan perkara perkara yang tampak.
    Apa itu perkara yang tampak (nyata, terlihat), yaitu Dunia dan segala isinya.
    Apa itu perkara yang tidak tampak (ghaib) yaitu diantaranya; kubur .. mahsyar .. shirat .. mizan .. surga dan neraka.
  6. Apabila iman lurus, maka amal manusia akan menjadi lurus.
    Apabila amal manusia lurus, maka akan mendatangkan Ridha Allah SUBHANAHU WA TA’ALA.
    Apabila ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah datang, maka ahwal, suasana dan keadaan kita akan menjadi baik.
    Atan tetapi, Sebaliknya, Apabila iman manusia rusak, maka amal manusia juga akan menjadi rusak pula.
    Apabila amal manusia rusak, maka murka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan datang.
    Apabila murka Allah AZZA wa Jalla telah datang, maka ahwal, suasana dan keadaan kita akan menjadi rusak.
    Baik buruknya ahwal, suasana dan keadaan hidup manusia, dipengaruhi amalnya.
    Dan baik buruknya amal manusia dipengaruhi oleh imannya.
    ✓ BAGAIMANA SUPAYA IMAN MANUSIA BISA LURUS? … Iman manusia bisa lurus, apabila hatinya lurus.
    ✓ BAGAIMANA HATI MANUSIA BISA LURUS? … Hati Manusia bisa lurus, apabila lisannya lurus.
    ✓ BAGAIMANA AGAR LISAN MANUSIA BISA LURUS? … Lisan manusia bisa lurus, apabila selalu diguna kan membicarakan kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
    ~ Dialah Allah AZZA wa Jalla itu AL KHAALIQ, Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Menciptakan.
    ~ Dialah Allah AZZA wa Jalla yang AL MAALIIK, Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Memelihara.
    ~ Dialah Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang AR RAAZIIQ, Allah Azza wa Jalla yang Maha Memberi Rezeki.
    Apabila ketiga perkara diatas kita bicarakan berulang-ulang dengan yakin, maka akan mudah untuk mendatangkan sifat QANA’AH (menerima apa adanya).
    ~ Dialah Allah Subhanahu Wa Ta’ala As SAMII’, Allah yang Maha Mendengar.
    ~ Dialah Allah yang AL BASYIIR, Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Melihat.
    ~ Dialah Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang AL ‘ALIIM, Allah YANG Maha Mengetahui.
    Apabila keyakinan akan perkara kuasa Allah Subhanahu Wa Ta’ala diatas kita bicarakan berulang- ulang dengan yakin, maka akan mudah untuk mendatangkan sifat TAQWA (Rasa takut kepada Allah Azza wa Jalla).
    ~ Dialah Allah Yang Menciptakan suasana dan keadaan, baik yang tampak maupun yang tidak tampak berasal dari khazanah kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara.
    ~ Dialah Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Menciptakan sesuatu dengan QUDRAT dan IRAADAT Nya tanpa hajat bantuan makhluk sedikitpun.
    Karena, makhluk adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla yang tidak dapat memberi kan manfaat dan mudharat kecuali atas izin dari Allah Subhanahu wa Taala semata mata.
    Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang MAHA KUASA, makhluk tidak punya kuasa sama sekali, kecuali yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla kepadanya. Demikianlah keadaan yang sebenarnya.
  7. DUNIA SEMENTARA, AKHIRAT SELAMA- LAMANYA.
    ✓ Kejayaan, kebahagiaan, kesuksesan manusia di dunia yang sementara dan di akherat yang selama-lamanya …
    Allah Subhanahu wa Taala telah meletak kannya hanya didalam AMAL AGAMA yang sempurna.
    ✓ Kekurangan atau ketiadaan amal agama akan menyebabkan kesengsaraan didunia yang sementara dan diakherat yang selama-lamanya.
    ✓ HAMBA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA, HIDUP DI BUMI ALLAH AZZA WA JALLA INI, ADALAH SEBAGAI :
    ~ KHALIFATULLAH, yaitu sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala.
    ~. KHALIFATUR- RASUL, yaitu sebagai penerus usaha Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam, yakni sebagai Pelanjut Risalah dengan Da’wah.
    ~ KHALIFATUL- KITAB, yaitu sebagai pewaris kitab suci Al-Qur’an, atau akan bertugas untuk membumikan Al-Quran dalam kenyataan dan perilaku perangai sebagai hamba Allah.
    ✓ Maka Apabila ketiga perkara diatas ada didalam keyakinan kita, maka :
    „KEKUATAN pada manusia sebagai HAMBA YANG DIUTUS, Maka tentulah dapat dipastikan YANG MENGUTUS Akan selalu MENYERTAI NYA.
    ✓ Pastilah pula Semua KEPERLUAN hamba YANG DIUTUS, maka YANG MENGUTUS YANG AKAN selalu MENCUKUPINYA.
    ✓ INGATLAH SELALU ….
    ان الله معنا؛
    BAHWA ALLAH SELALU BERSAMA KITA.
    Inilah inti Kajian Tauhid sesungguhnya.

Moga bermanfaat.
Selamat menjalankan puasa Ramadhan tahun ini 1443H ….

Wasalamuallaikum waramatullah wabarakatuh.
Buya MAbidin Jabbar
Buya Hma Majo Kayo
Masoed Abidin Za Jabbar

Færðu inn athugasemd